Ada lagi seorang
perempuan tua yang
keparat pula, dengan rela
hati menyerahkan pula
seorang anak gadis
remaja kepada pemuda
yang bernama Qudar bin
Salif, asal saja pemuda itu
berani pula membunuh
unta itu.
Kedua pemuda itupun
rupanya belum berani
melakukan pembunuhan
atas unta itu berdua duaan
saja, lalu mencari teman
teman lainnya. Mereka
dapat teman tujuh orang
lagi. Begitulah akhirnya
semua mereka itu dengan
diam diam mendekati
akan tempat di mana unta
itu berada, lalu memanah
unta itu sehingga patah
kakinya sebelah, diiringi
oleh pukulan pedang yang
tajam oleh Qudar bin Salif,
sehingga terburailah perut
besar dan usus unta itu
keluar. Unta itupun lalu
roboh ke tanah dan mati.
Kedua pemuda tadi lalu
kembali mendapatkan
kaumnya membawa
khabar gembira ini
dengan buktinya sekali.
Semua rakyat engkar
yang menjadi golongan
mereka, menyambut
kedua pemuda itu sebagai
sambutan seorang
jenderal besar yang
menang perang layaknya,
bahkan lebih dari itu.
Keberanian pemuda
pemuda itu dipuja setinggi
langit dengan kata dan
pujaan yang luar biasa.
Mereka sudah bunuh unta
itu, dan tidak terjadi apa
apa. Lalu mereka
mengejek akan firman
Allah, peringatan Nabi
Saleh yang telah memberi
ancaman kepada siapa
yang berani membunuh
unta itu. Mereka mengejek
dan berkata: Ya, Saleh,
datangkanlah sika yang
telah engkau janjikan itu,
sekiranya engkau benar
benar utusan Allah.
Saleh berkata kepada
mereka: Saya sudah beri
peringatan kepadamu
sekalian, tetapi peringatan
saya itu sudah kamu
langgar dengan nyata.
Kamu sudah berbuat
dosa. Sekarang kamu
boleh bersenang-senang
dan bergembira atas
kematian unta itu tiga hari
saja. Sesudah tiga hari,
seksa yang dijanjikan
Tuhan itu akan datang,
dan bukanlah ini
perjanjian yang bohong.
Tempoh tiga hari masih
diberikan kepada mereka
oleh Nabi Saleh, dengan
harapan mudah mudahan
mereka insaf dan minta
ampun, beriman kepada
Allah dan utusanNya.
Tetapi oleh kaum yang
derhaka dan celaka itu,
dianggap sebagai tanda
kelemahan. Belum sampai
tiga hari, mereka sama
sama datang kepada Nabi
Saleh mengejek lagi
dengan bertanya:
Percepatkanlah datangnya
seksa yang engkau
janjikan itu. Dan banyak
lagi cara cara mereka
mengejek itu.
Nabi Saleh hanya berkata:
Hai, kaumku, kenapa
kamu minta segera
datangnya seksa, bukan
kebaikan? Kenapa kamu
tidak minta ampun kepada
Allah, mudah mudahan
kamu diberinya ampun?.
Sehari sebelum janji itu
habis, karena mereka
masih ragu ragu dan
syak, sehingga berhati
takut takut terhadap seksa
yang dijanjikan itu, maka
mereka mengadakan
rapat raksasa sekali, di
mana mereka bersepakat
akan membunuh Nabi
Saleh di malam itu juga,
kerana sangka mereka
dengan matinya Nabi
Saleh, seksa itu mungkin
tidak datang. Allah
melindungi NabiNya,
sehingga terjauh dari
pembunuhan di malam
itu.
Besoknya sebagaimana
yang dijanjikan Nabi
Saleh, maka azab atau
seksa yang dijanjikan
Tuhan itu turunlah,
berupakan badai taufan
yang sedahsyat
dahsyatnya, sehingga
mereka berserta harta
benda dan ternak mereka
musnah sama sekali.
Rumah-rumah mereka
yang besar-besar dan
kukuh menjadi abu yang
berterbangan kena tiupan
taufan dahsyat. Hanya
Nabi Saleh dan
pengikutnya saja yang
selamat. Melihat kejadian
sedih itu, Nabi Saleh
berkata: Hai, kaumku,
sudah saya sampaikan
kepadamu apa yang
diperintahkan Allah
menyampaikannya, dan
sudah cukup nasihatku
kepadamu, tetapi kamu
tidak suka kepada orang
yang beri nasihat.
Bangsa Ad dan Tsamud
ini berulang ulang disebut
Allah di dalam Kitab Suci
al-Quran sebagai dua
bangsa terjelek di
permukaan bumi ini di
zaman purba, sebelum
lahirnya Nabi Muhammad
s.a.w., sesudah kaum
Noh yang juga sering
disebut sebagai bangsa
yang terjelek. Kedua
bangsa terjelek tersebut
sudah dihancurkan Allah
se penuhnya. Bukan saja
bangsa (manusia)nya
yang dihancurkan Allah,
tetapi juga seluruh harta
benda, rumah dan tanah
yang mereka diami, lebih
hebat dari penghancuran
yang disebabkan bom
atom yang dijatuhkan di
Hiroshima dan Nagasaki.
Kalau ditanyakan orang,
bangsa manakah yang
terjelek di zaman sekarang
ini, kita tak dapat
menjawabnya, hanya
Allah sajalah yang
mengetahuinya. Dan
menurut sebahagian
ulama, sebagai mukjizat
dari Muhammad s.a.w.,
sesudah Nabi Muhammad
s.a.w., Allah tidak lagi
akan melakukan
penghancuran total
demikian rupa sekalipun
atas bangsa terjelek, kalau
bangsa terjelek itu di
zaman sekarang atau di
zaman yang akan datang.
Kepada Nabi Muhammad
diajarkan bahawa Allah
bersifat bahkan bernama
as-Sabur, yang bererti
sangat sabar. Segala
seksaan hebat, Allah
undurkan pelaksanaannya
sampai nanti di Akhirat
terhadap orang-orang
atau bangsa-bangsa
terjelek itu.
Sekalipun begitu, namun
seksa seksa yang tidak
bersifat total, melainkan
bersifat insidental dan
bersifat setempat, akan
terus menerus
dilaksanakan Allah atas
orang dan bangsa atau
golongan yang sudah
melewati batas kejahatan
atau dosanya. Seksa itu
mungkin berupa perang
hebat, kekacauan atau
bencana alam. Setiap
kekacauan dan bencana
alam pada hakikatnya
menurut Agama Islam
adalah merupakan
peringatan dari Allah, agar
manusia kembali ingat
dan beriman kepada Allah.
Sebab itu, untuk
mengatasi segala macam
kekacauan dan bencana,
selain tindakan yang
bersifat politik, ekonomi
dan sosial, harus
dilaksanakan pula dengan
cara bertaubat, minta
ampun, bersyukur,
memuji-muji terhadap
Allah, dan dengan
mempergiat berbagai-
bagai ibadat dan amal
kebajikan yang
diperintahkan dan
diajarkan Allah.
Perbanyakan
sembahyang, puasa, zikir,
doa dan bersedekah
terhadap fakir miskin atau
orang orang yang
kesusahan. Dengan jalan
begitu, Allah akan
melenyapkan segala
kekacauan dan bencana-
bencana itu.