XtGem Forum catalog
Arifin Martapura

Arifin Martapura

Penting ! file-file di sini sangat sensitif, jadi bersabarlah untuk mendownload file-file di sini.
Nabi Noh menambah lagi dengan sabar: Sungguh kamu orang-orang yang bodoh sekali, kamu minta seksaan Allah, bukan rahmat Allah yang kamu tuntut. Ketahuilah bahawa Allah kuasa atas tiap-tiap sesuatu. Kalau Allah menghendaki akan diseksanya kamu, dan kalau Allah suka datanglah seksaan itu selekas- lekasnya kepada kamu, dimana kamu pasti menyesal nanti. Sehabis perdebatan itu, Nabi Noh selamanya bermunajat dan berdoa kepada Allah, mengemukakan perasaan hati dan bermohon ampun atas kelemahannya, minta petunjuk petunjuk yang baru, sambil mengeluh dan mengadu. Akhirnya Allah menurunkan wahyu kepada Noh: Tidak akan beriman kaummu itu selain orang-orang yang telah beriman itu, dan janganlah kamu berputus asa atas apa apa yang mereka perbuat. Sehabis berjuang dan berusaha, dengan kesabaran yang ada padanya, akhirnya Nabi Noh berdoa kepada Allah: Ya Allah, janganlah dibiarkan tinggal di bumi ini orang-orang yang engkar seorang pun, sebab kalau engkau biarkan mereka tinggal, mereka akan menyesatkan hamba- hambaMu, dan mereka akan menurunkan turunan yang jahat dan engkar saja. Doa Nabi Noh ini didengar oleh Allah, dan dikabulkanNya, lalu berfirman: Engkau perbuatlah kapal dengan pertolongan dan petunjuk-petunjuk Kami dan janganlah engkau pohonkan pertolongan kepadaKu tentang nasib orang-orang yang zalim itu, mereka semuanya akan tenggelam. Nabi Noh mulai membina kapal dengan mempergunakan kayu dan paku, di suatu tempat dekat kota. Dan tiap orang yang lalu di tempat itu, selalu mengejek dan memperolok-olokkannya dengan berbagai bagai kata dan bicara, Ada yang berkata: Engkau selama ini, hai Noh, mendakwakan yang engkau Nabi dan Rasul; kenapa had ini kami lihat engkau menjadi tukang kayu? Apa engkau sudah bosan menjadi Nabi dan ingin menjadi tukang kayu? Ada pula yang mengejek: Apa gunanya kapal yang engkau buat itu, sedang di sini tidak ada laut dan sungai? Apakah engkau akan tarik dengan lembu kapal itu atau akan engkau terbangkan di udara? Di bawah serangan ejekan itu Nabi Noh terus bekerja dan hanya berkata: Bila kamu tetap mengejek kami, kami akan mengejek kamu pula nanti sebagai kamu mengejek kami ini, dan akan kamu ketahui sendiri nasibnya orang-orang yang kena seksa itu, sedang seksaan itu akan terjadi. Noh dan pengikutnya terus bekerja, sehingga sempurnalah pembikinan kapal itu. Hanya sekarang menunggu bagaimana perintah Allah selanjutnya. Dalam pada itu Tuhan telah mewajibkan kepada Noh, agar bila seksa itu telah datang, Noh dan pengikut-pengikutnya segera naik ke kapal itu, dengan membawa semua orang yang beriman dan binatang ternaknya yang berpasang-pasangan. Terbukalah pintu-pintu langit, sehingga dari langit itu tercurah air sebesar- besarnya jatuh ke bumi, sedang dari bumi terpancar sumber- sumber air yang besar- besar, sehingga dalam sebentar waktu permukaan bumi digenangi air banjir yang luar-biasa hebatnya, menggenangi tanah yang tinggi dan yang rendah. Air banjir semakin naik juga sehingga telah mencapai rumah-rumah dan bukit-bukit, sedang Nabi Noh dan pengikut- pengikut-nya sewaktu itu telah berada di atas kapal yang mereka perbuat selama ini. Dengan kegemparan yang luar biasa, manusia manusia engkar itupun berlompatan ke sana-sini tidak keruan tujunya sebagai se gerombolan keldai dikejuti singa, berteriak melolong lolong, menghindarkan diri masing-masing dari bahaya maut, Ada yang naik ke atas atap rumah rumah tetapi tercapai juga oleh air banjir, ada yang naik memanjat batang kayu yang tinggi, tetapi akhirnya tenggelam juga, ada pula yang berenang menuju ke bukit yang tinggi-tinggi yang menurut kiranya tidak akan tercapai oleh banjir yang bagaimana hebatnya. Ketika Nabi Noh berdiri di tempat yang tertinggi di atas kapalnya, mata Nabi Noh terpandang kepada seorang anaknya yang bernama Kanan, anak yang engkar yang tidak tunduk kepadanya sedang berjuang dengan maut menggabai-gabai mencari tempat yang tinggi. Cinta kepada anak memaksa Noh memanggil anaknya yang malang itu, panggilan yang penghabisan: Hai, anakku! Mari bersama kami, janganlah engkau bersama orang-orang yang kafir itu ! Seruan yang penghabisan di saat yang genting begitu rupa itupun tidak dapat diterima oleh otak dan perasaan anak yang derhaka itu, karena ia masih percaya akan dapat menghindarkan dirinya dari seksaan yang nyata itu dengan kekuatan dan fikiran yang ada padanya. Seruan bapaknya itu dijawab dengan sombong pula: Saya akan mencapai puncak gunung yang tinggi itu, sehingga saya akan terlepas dari banjir ini. Noh berkata lagi kepadanya, ya karena cinta kepada anak sendiri: Hari ini tidak ada yang dapat melindungi dari seksa, selain Tuhan Yang Maha Pengasih. Anak itupun lenyap ditelan ombak yang sedang bergulung gulung, tinggallah Nabi Noh melihat dengan sedih dan berkata: Ya Allah, bukankah anakku itu termasuk keluarga saya sendiri? Allah menurunkan ilham kepada Noh, bahawa anak itu bukan ahlimu lagi dan tidaklah termasuk menjadi keluargamu siapa saja yang kafir dan derhaka: Kami hanya berhak menolong orang orang yang iman saja. Allah ilhamkan pula kepada Noh, agar Nabi Noh jangan minta minta lagi kepada Tuhan tentang apa yang tidak diketahuinya dengan berfirman: Aku ajari engkau (ya Noh) tentang apa yang engkau masih jahil. Nabi Noh insaf akan ajaran yang di terimanya dari Allah lalu menengadahkan kedua telapak tangannya bersyukur kepada Allah yang telah memelihara kaumnya yang beriman terlepas dari seksa, lalu Nabi Noh bermohon ampun atas segala dosa dan kesalahannya: Aku berlindung diri kepadaMu, ya Tuhanku, atas apa-apa yang sudah saya mohon yang saya sendiri tidak tahu betul, dan kalau Engkau tidak beri ampun atas saya, sungguh saya akan tergolong orang orang yang merugi. Banjir dahsyat dan gelombangnya yang bergulung itu telah dapat menelan semua manusia yang engkar. Langit mulai tertutup dan berhenti mencurahkan air, sedang bumi telah menghisap semua air yang ada di atas datarannya. Kapal Nabi Noh terhenti di atas puncak Gunung Judy yang sampai sekarang orang-orang pintar sedang mencari bekas bekasnya. Nuh dan pengikutnya kembali ke kampung-halamannya menghirup udara baru yang penuh dengan berkat dan pertolongan Allah.


Halaman: 1 2 3 (Menu)
SHARE KE:
Twitter Google+

Sekitar 139 hari lagi kita akan memperingati; Hari Raya Idul Adha - 1435 H ^_^

ATAU TEMUKAN ARIF DI:
Facebook Twitter Google+
© 2011-06-19 / 2024-05-19 / 1 / 1 / 2862
www.arifmtp.wapsite.me
Didukung: xtgem.com / syntax / template / graham