Nabi Noh dan pengikut
pengikutnya yang terdiri
dari orang orang yang
beriman telah
diselamatkan Allah dari
bahaya maut. Semua
musuh mereka yang
terdiri dari orang-orang
kafir yang jahat,
seluruhnya sudah
musnah. Orang-orang
beriman yang selamat ini,
setelah berhenti banjir
dahsyat itu, di bawah
pimpinan Nabi Noh
semakin tebal iman
mereka, semakin percaya
kepada Nabi Noh dan
ajarannya. Mereka tidak
berhenti henti mengucap
syukur dan beribadat
menyembah Allah yang
telah menyelamatkan
mereka. Makin terasa
sampai sedalam
dalamnya dalam jiwa raga
mereka akan kebesaran
Allah dan kekuasaanNya.
Demikianlah berjalan
beberapa abad pula
lamanya. Manusia hidup
rukun dan damai, iman
dan taqwa, senang,
tenang dan bahagia sekali.
Tetapi beberapa abad
kemudian, anak cucu atau
keturunan mereka,
mulalah melupakan ajaran
Nabi Noh dan nenek
moyang mereka yang
beriman itu. Mungkin
karena kurangnya
penerangan atau
pengaruh penghidupan
yang semakin meningkat,
pengaruh ekonomi,
keinginan-keinginan dan
keperluan, ditambah lagi
oleh tipu daya Setan dan
Iblis yang selalu
menggoda dan
memperdayakan mereka.
Akhirnya seluruh manusia
menjadi lupa sama sekali
akan Allah Pencipta yang
diajarkan Nabi Noh dan
nenek moyang mereka
orang beriman.
Setelah mereka
berkembang biak menjadi
manusia banyak, hidup
terpancar di segenap
pelosok yang berjauhan
dan berdekatan, menjadi
berbagai bagai suku kaum
dan bangsa, antar satu
sama lain sudah tak kenal
mengenal lagi, masing
masing golongan, suku
dan bangsa berkembang
menurut adat kebiasaan
atau tradisi masing
masing. Yang satu ingin
lebih kaya, lebih kuat dari
yang lain. Akhirnya yang
kaya memeras terhadap si
miskin, dan yang kuat
menindas terhadap yang
lemah.
Bersamaan dengan
lenyapnya keimanan
terhadap Allah, lenyap
pulalah ketenteraman dan
keamanan, kebahagiaan
dan kesenangan hidup.
Lalu timbullah berbagai-
bagai maksiat, kejahatan,
kepercayaan yang sesat
dan menyesatkan. Bila
mereka sudah kacau dan
tak aman lagi, kembalilah
mereka ingin
menyelamatkan diri
masing masing. Karena
mereka sudah lupa
terhadap Allah, maka
mereka tercari carilah cara
memperoleh keselamatan
dan ketenteraman.
Akhirnya mereka buat
pulalah patung berhala,
dan patung patung itulah
menurut para pemuka
mereka yang dapat
menyelamatkan mereka
dari segala kesusahan dan
bahaya. Akhirnya patung
atau berhala itu mereka
hormati, mereka
mengagungkannya,
mereka puji lalu sembah.
Dan patung patung itulah
'tuhan', kata mereka.
Sejarah sepeninggalan
Nabi Noh berulang
kembali, dengan ulangan
yang sama tidak ada
perbezaan sama sekali.
Bangsa 'Ad, begitulah
namanya satu kaum yang
paling derhaka di zaman
itu, hidup di negeri Ahqaf,
antara Yaman dan Oman
sekarang ini, di bilangan
negeri Arab jua.
Bangsa 'Ad ini termasyhur
sekali karena besar tubuh
orangnya dan kuat. Hidup
di tanah yang subur,
tumbuh di situ berbagai
bagai tumbuh tumbuhan,
mengalir di situ sungai
sungai dan mata air.
Masing masing
mempunyai kebun yang
luas, hasil bumi yang
berlipat ganda banyaknya.
Dengan kekayaan yang
melimpah ruah itu,
mereka dapat membuat
rumah dan istana tempat
tinggal masing masing.