Pair of Vintage Old School Fru
Arifin Martapura

Arifin Martapura

Penting ! file-file di sini sangat sensitif, jadi bersabarlah untuk mendownload file-file di sini.
Akhinnya sampailah keduanya ke rumah Laban, pamannya sendiri. Lama keduanya berpelukan setelah berjumpa, kerana sudah sama sama rindu ingin berjumpa satu sama lain. Mata Yaakub penuh dengan airmata kegembiraan. Kepadanya diberi tempat yang sebaik baiknya, diterima dengan segala hormat. Setelah habis penat dan lelahnya, Yaakub lalu menerangkan pesanan ayahnya kepada pamannya itu, pesan untuk menerima dirinya sebagai menantu dari pamannya. Ditegaskannya pula, bahawa dia sudah melihat akan Rahil, dan Rahil sudah mengambil tempat yang istimewa dalam hatinya itu. Diharapkannya agar pamannya memperkenankan anaknya itu dijadikan isterinya. Semua itu didengarkan Laban dengan penuh perhatian. Dan setelah Yaakub habis berbicara, dengan tegas dijawabnya bahawa permohonan Yaakub itu diterima seluruhnya dengan segala senang hati, tetapi dengan syarat bahawa Yaakub harus tinggal di kampung itu selama tujuh tahun untuk mengembala kambing kambingnya sebagai mahar perkawinannya.Syarat yang dikemukakan itupun diterima oleh Yaakub. Dan sejak hari itu tenanglah hatinya, ia tetap tinggal di situ mengembalakan kambing dengan cita cita yang sudah hampir tercapai. Adapun Rahil itu ialah anak perempuan Laban yang paling kecil. Ia mempunyai kakak, Laiya namanya. Sekalipun cantik rupanya dan perangainyapun baik pula, namun kakaknya ini tidaklah secantik adiknya. Sudah menjadi syariat (adat yang tak boleh dilanggar) bagi penduduk kampung itu, tidak akan mengawinkan anaknya yang kecil dahulu sebelum anak yang besar dikawinkan. Laban tidak mahu melanggar kebiasaan ini, tetapi dia tidak mahu menghalangi cita cita Yaakub untuk kawin dengan Rahil. Setelah difikirkannya masak masak, maka tidak ada lain jalan yang dapat ditempuhnya, kecuali menyerahkan kedua anak penempuannya itu kepada Yaakub untuk dijadikan isterinya, kerana hal yang demikian tidaklah terlarang menurut syariat yang ditentukan Allah di saat itu. Setelah memperoleh cara yang demikian, lalu Yaakub dipanggilnya dan benkata: Hai anakku, sudah menjadi syariat di negeri ini, bahawa saya tak dapat menikahkanmu dengan anakku yang kecil sebelum yang besar kawin. Laiya sekalipun kurang cantiknya daripada Rahil, tetapi tidaklah kurang perangai dan akalnya. Sebab itu ambillah Laiya sebagai isteri mu dengan mahar yang tujuh tahun itu, dan bila engkau ingin juga kawin dengan Rahil, harus ditambah maharnya tujuh tahun lagi mengembalakan kambing di sini. Yaakub menerima baik akan putusan pamannya itu. Setelah tujuh tahun lamanya dia mengembalakan kambing di situ, lalu kawinlah dengan Laiya; dan setelah berlangsung tujuh tahun lagi dia mengembalakan kambing, lantas kawin lagi dengan Rahil. Kepada masing masing anak perempuannya yang telah kahwin itu, diberi oleh Laban seorang perempuan (Jariah) untuk mengurus segala keperluan masing masing. Tetapi akhirnya Yaakub tertarik pula hatinya terhadap kedua orang Jariah tadi, sehingga dikawinnya pula. Dari keempat isterinya itu, iaitu Laiya, Rahil dan dua orang Jariah, Nabi Yaakub mempunyai dua orang anak, yang semua mereka itu umumnya disebut al- Asbat. Mereka itu ialah: Rawbin, Syamun, Lawi, Yahuza, Yasakir dan Zabulon yang kesemuanya itu dari Laiya; Yusuf dan Bunyamin dari Rahil; yang bernama Dan dengan Naftali dari Jariah Rahil; Jad dan Asin dari Jariah Laiya. Semuanya lahir di kampung Faddan Aram, kecuali Bunyamin yang lahir di Kanan.


Halaman: 1 2 3 (Menu)
SHARE KE:
Twitter Google+

Sekitar 139 hari lagi kita akan memperingati; Hari Raya Idul Adha - 1435 H ^_^

ATAU TEMUKAN ARIF DI:
Facebook Twitter Google+
© 2011-06-19 / 2024-05-19 / 1 / 1 / 3631
www.arifmtp.wapsite.me
Didukung: xtgem.com / syntax / template / graham