Kisah Nabi Ayyub - Halaman 4
April - September 2011
Nabi Ayyub
tinggal
seorang diri di tempat itu,
tiada sanak saudara, tiada
anak dan tiada isteri. Lalu kemudian Ia
bermunajat kepada Allah
dengan sepenuh hati
memohon rahmat dan
kasih sayang-Nya. Ia
berdoa: “Wahai Tuhanku,
aku telah diganggu oleh
syaitan dengan kepayahan
dan kesusahan serta
siksaan dan Engkaulah
wahai Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Maha
Penyayang.”
Allah menerima doa Nabi
Ayyub yang telah
mencapai puncak
kesabaran dan keteguhan
iman serta berhasil
memenangkan
perjuangannya melawan
hasutan dan bujukan Iblis.
Allah mewahyukan firman
kepadanya:
“ Hantamkanlah kakimu ke
tanah. Dari situ air akan
memancur dan dengan
air itu engkau akan
sembuh dari semua
penyakitmu dan akan
pulih kembali kesehatan
dan kekuatan badanmu
jika engkau gunakannya
untuk minum dan
mandimu. ”
Dengan izin Allah setelah
dilaksanakan petunjuk
Illahi itu, sembuhlah
segera Nabi Ayyub dari
penyakitnya, semua luka-
luka kulitnya menjadi
kering dan segala rasa
pedih hilang, seolah-olah
tidak pernah terasa
olehnya. Ia bahkan
kembali menampakkan
lebih sehat dan lebih kuat
daripada sebelum ia
menderita. Dalam pada itu
isterinya yang telah diusir
dan meninggalkan dia
seorang diri di tempat
tinggalnya yang terasing,
jauh dari kota, jauh dari
keramaian kota, merasa
tidak sampai hati lebih
lama berada jauh dari
suaminya, namun ia
hampir tidak
mengenalnya kembali,
karena bukanlah Ayyub
yang ditinggalkan sakit itu
yang berada didepannya,
tetapi Ayyub yang muda
belia, segar bugar, sehat
afiat seakan-akan tidak
pernah sakit dan
menderita. Ia segera
memeluk suaminya
seraya bersyukur kepada
Allah yang telah
memberikan rahmat dan
kurnia-Nya
mengembalikan kesehatan
suaminya bahkan lebih
baik daripada keadaan
asalnya.
Nabi Ayyub telah
bersumpah sewaktu ia
mengusir isterinya akan
mencambuknya seratus
kali bila ia sudah sembuh.
Ia merasa wajib
melaksanakan
sumpahnya itu, namun
merasa kasihan kepada
isterinya yang sudah
menunjukkan
kesetiaannya di dalam
segala duka dan deritanya.
Ia bingung, hatinya
terumbang-ambingkan
oleh dua perasaan, ia
merasa berwajiban
melaksanakan
sumpahnya, tetapi
isterinya yang setia dan
bakti itu tidak patut, kata
hatinya, menjalani
hukuman yang seberat
itu. Akhirnya Allah
memberi jalan keluar
baginya dengan firman-
Nya: “Hai Ayyub, ambillah
dengan tanganmu seikat
rumput dan cambuklah
isterimu dengan rumput
itu seratus kali sesuai
dengan sesuai dengan
sumpahmu, sehingga
dengan demikian
tertebuslah sumpahmu.”
Nabi Ayyub dipilih oleh
Allah sebagai nabi dan
teladan yang baik bagi
hamba-hamba_Nya dalam
hal kesabaran dan
keteguhan iman sehingga
kini nama Ayyub disebut
orang sebagai simbul
kesabaran. Orang
menyatakan , si Fulan
memiliki kesabaran Ayyub
dan sebagainya. Dan Allah
telah membalas kesabaran
dan keteguhan iman
Ayyub bukan saja dengan
memulihkan kembali
kesehatan badannya dan
kekuatan fizikalnya kepada
keadaan seperti masa
mudanya, bahkan
dikembalikan pula
kebesaran duniawinya
dan kekayaan harta-
bendanya dengan berlipat
gandanya. Juga
kepadanya dikurniakan
lagi putera-putera
sebanyak yang telah
hilang dan mati dalam
musibah yang ia telah
alami. Demikianlah rahmat
Tuhan dan kurnia-Nya
kepada Nabi Ayyub yang
telah berhasil melalui
masa ujian yang berat
dengan penuh sabar,
tawakkal dan beriman
kepada Allah.