80s toys - Atari. I still have
Arifin Martapura

Arifin Martapura

Penting ! file-file di sini sangat sensitif, jadi bersabarlah untuk mendownload file-file di sini.
Lama pulalah masanya Nabi Ibrahim berpisah dengan anaknya, Nabi Ibrahim terus mengembara ke seluruh pelusuk padang pasir yang maha luas, berjumpa dengan kumpulan manusia, mengajak mereka ke agama yang benar, menyembah Allah Tuhan Semesta Alam. Adapun Nabi Ismail tetap berada di sekitar Telaga Zamzam yang terus menerus mengeluarkan air, sehingga tempat itu semakin ramai, dan Ismaillah yang menjadi ketuanya. Pada suatu hari Ibrahim mendapat wahyu dari Allah untuk berangkat pulang menemui Nabi Ismail, untuk mendirikan Rumah Allah, iaitu Kaabah berdekatan Telaga Zamzam itu. Setelah lama berjalan dan mencari cari, akhirnya bertemulah bapa dengan anaknya di tepi Telaga Zamzam, bermesyuarat dan melepaskan cinta kasih selama berpisah. Di dalam memuncaknya kegembiraan atas pertemuan itu, lalu Nabi Ibrahim membisikkan kepada Nabi Ismail akan wahyu Tuhan yang diterimanya: Hai anakku, kepadaku sudah diperintahkan Allah untuk mendirikan sebuah rumah di tempat yang agak tinggi itu. Mendengar perintah itu, Nabi Ismail dengan segera menundukkan kepalanya tanda taat dan tunduk kepada Tuhan dan orang tuanya sendiri. Segera keduanya menuju ke tempat yang ditunjuk Nabi Ibrahim itu. Mulailah kedua Nabi Suci itu dengan kedua tangan dan kakinya sendiri mendatarkan tanah dan meninggikannya, mengangkut pasir dan mengumpulkannya, untuk dijadikan rumah yang diperintahkan Tuhan, yang Tuhan sendiri memberi nama Rumah Allah (Baitullah atau Kaabah). Ditengah bekerja keras dengan mengeluarkan peluh dan letih itu, kedua Nabi Suci itu memanjatkan doa ke hadhrat Allah dengan berkata: Ya Allah, terimalah persembahan kami, Engkau Maha Mendengar dan Mengetahui. Hai Tuhan kami, jadikanlah kami Muslimin untuk Engkau, begitu pula anak dan keturunan kami semua menjadi ummat yang Islam, pertunjukkanlah kepada kami akan cara beribadat kami, berilah ampun terhadap kami, karena Engkau Yang Maha Pengampun dan Pengasih. Ucapan atau doa Nabi Ibrahim itu diucapkannya dengan berdiri di satu tempat di dekat Rumah yang sedang dibangun ini. Dan tempat itulah yang dinamakan Maqam Ibrahim yang sekarang ini, setiap orang yang tawaf keliling Rumah Allah itu diperintahkan melakukan sembahyang sunnah dua rakaat dan berdoa. Sehingga tempat itu menjadi rebutan terus- menerus, tak pernah sepi atau kosong dari dahulu sampai sekarang dan insya Allah sampai hari kiamat nanti. Ucapan tersebut mengandung dua hal yang penting. Pertama persembahan kepada Allah, sedang kedua berisi permohonan atau doa. Permohonan atau doa itu ialah agar Allah menjadikan Ibrahim, Ismail dan anak turunan mereka menjadi manusia yang Muslim, beragama Islam, yang artinya menjadi orang orang yang beriman dan berserah diri kepada Allah. Dan agar Allah menunjukkan kepadanya cara cara peribadatan menyembah Allah(agama) dengan segala peraturan dan cara caranya. Ibrahim dan Ismail lalu meneruskan pekerjaan menyelesaikan rumah tersebut. Setelah rumah itu hampir selesai, ternyata masih diperlukan sebuah batu lagi. Akhirnya Ismail mendapatkan sebuah batu yang agak luarbiasa, berwarna hitam dan mengkilat. Kerana gembiranya Ibrahim dan Ismail menciumi batu hitam itu sambil berjalan mengelilingi rumah tersebut, lalu memasangkan batu hitam itu di tempatnya yang sekarang ini, yang sampai sekarang dinamai Hajar Aswad (Batu Hitam) , yang sampai sekarang setiap orang yang bertawaf keliling Kaabah disunnahkan pula mencium batu itu. Sampai sekarang setiap saat dengan tidak putus putusnya siang dan malam, kaum Muslimin yang datang ke sana berebut rebut mencium batu itu. Dan bagi yang tak dapat menciumnya karena terlalu ramai, sesaknya, cukup saja dengan mengacungkan tangan ke batu itu lalu mencium tangan yang diacungkan itu. Sekalipun tidak diwajibkan, tetapi setiap orang Islam yang datang berikhtiar sehabis tenaga agar dapat menciumnya sebagai suatu sunnah. Mencium Hajar Aswad itu memberikan perasaan kepada kita seakan akan kita yang menciumnya mencium Nabi Ibrahim dan Ismail yang pertamanya mencium batu itu. Yang menimbulkan perasaan pula seakan-akan kita mencium Nabi Muhammad, para sahabat dan semua kaum Muslimin yang pernah datang dan menciumnya dari dahulu sampai sekarang dan seterusnya. Ciuman yang menunjukkan kecintaan. Dan kecintaan inilah yang menarik banyak orang orang Islam di seluruh dunia untuk berhaji dan bertawaf keliling Kaabah atau Rumah Allah (Baitullahil Haram) , yang dinamai juga Baitul Atiq (Rumah Tua), atau Baitul Mamur (Rumah yang selalu Ramai) dikunjungi manusia dari zaman ke zaman, sebagaimana Baitul Mamur yang ada di langit yang selalu ramai dikunjungi para Malaikat. Setelah rumah itu selesai dikerjakan samasekali, maka Allah ajarkanlah kepada Ibrahim dan Ismail bagaimana mengerjakan ibadat ibadat, iaitu penyembahan terhadap Allah s.w.t. Dan ibadat ibadat yang diajarkan Allah kepada Ibrahim dan Ismail itu pulalah yang diajarkan semua Nabi dan Rasul yang datang kemudian, di antaranya Nabi dan Rasul penutup iaitu Muhammad s.a.w. iaitu ibadat sembahyang, puasa, zakat dan haji, kerana semua Nabi dan Rasul itu adalah hanya meneruskan akan ajaran yang diajarkan oleh Ibrahim dan Ismail. Akhirnya Nabi Ibrahim berdoa pula: Oh Tuhan kami, sesungguhnya aku menempatkan anak turunanku di lembah yang tak mempunyai tumbuh tumbuhan (Mekah), di sekitar Rumah Engkau (Kaabah) yang suci. Oh Tuhan, agar mereka mendirikan sembahyang. Jadikanlah tempat ini menjadi tempat orang tawaf, itikaf, rukuk dan sujud. Jadikanlah hati manusia tertarik kepada mereka. Berilah rezeki kepada mereka berupakan buab buahan (makanan dan minuman), mudah mudahan mereka menjadi orang yang bersyukur. Oh Tuhan kami, bangkitkanlah di antara mereka seorang Rasul dari golongan mereka, yang akan membacakan kepada mereka akan ayat ayatMu, dan yang akan mengajarkan kepada mereka Kitab dan Hikmah, serta yang akan membersihkan mereka, kerana sesungguhnya Engkau Maha Gagah, Maha Bijaksana. Berabad abad lamanya tempat itu senantiasa didatangi dan dikunjungi manusia dari segala penjuru Tanah Arab untuk beribadat menyembah Allah, dengan bertawaf, itikaf, rukuk, sujud (salat), dan tempat berkumpul pada waktu waktu yang tertentu, iaitu dengan mengerjakan ibadat Umrah dan Haji. Tetapi lama kelamaan, berabad abad kemudian, manusia mulai lupa akan ajakan Ibrahim dan Ismail, mulai membelok dari ajaran Ibrahim dan Ismail, kerana pengaruh perkembangan hidup manusia atau kebudayaan dari abad ke abad. Syariat yang diajarkan Nabi Ibrahim dan Ismail, satu demi satu mereka lupakan. Mereka buat ibadat dengan cara cara mereka sendiri. Orang mulai menyembah dan mensucikan Rumah Allah itu, bukan menyembah dan mensucikan Tuhan yang memerintahkan mendirikan Rumah Allah atau Kaabah tersebut. Rumah itulah yang mereka sembah, bukan menyembah Allah. Akhirnya yang berkuasa dan yang memegang kunci Rumah Allah itu adalah seorang yang bernama Amar bin Lahyin, seorang yang sangat dihormati dan disucikan, kerana seorang yang amat sosial. Dialah yang membahagi bahagikan pakaian, makanan, dan minuman kepada setiap orang yang datang berhaji ke Kaabah itu. Pada salah satu musim Haji secara jahiliah, Amar bin Lahyin pernah memotong 10,000 ekor unta dan membahagi bahagikan pakaian kepada berpuluh puluh ribu manusia yang datang berhaji secara jahiliahnya itu. Kerana kebaikannya itu, orang menghormatinya, lalu akhirnya menganggap Amar bin Lahyin itu seperti Tuhan. Apa yang dikatakannya dikerjakan orang jadi syariat atau agama. Maka berubahlah agama yang diajarkan Ibrahim dan Ismail. Mereka buatlah Bahirah, Saibah, Wasilah dan Ham. Bahirah ialah unta betina yang sudah melahirkan anak sampai lima kali. Unta itu ditandai dengan membelah kupingnya, lalu dihormati dan disucikan, tidak disembelih atau dimakan dagingnya. Saibah adalah unta betina yang dinazarkan dan diqorbankan untuk berhala, dilepaskan semahu mahunya, tidak boleh dikenderai atau dipekerjakan. Tidak boleh dipotong kukunya, atau bulunya, tidak boleh diperas susunya kecuali untuk diminum oleh tamu. Wasilah ialah kambing yang sudah beranak sampai tujuh kali, juga dibiarkan, tak boleh disembelih. Dan tak boleh pula disembelih kambing jantan yang seperut dengan dia. Ham ialah unta jantan yang sudah dapat membuntingkan unta betina sampai sepuluh kali, tidak boleh dipekerjakan, karena telah menjadi hak berhala, kata mereka. Demikianlah ajaran Amar bin Lahyin kepada mereka yang mereka patuhi dan mereka taati. Kemudian Amar bin Lahyin itu mendapat sakit keras. Disampaikan orang kepadanya bahawa di negeri Balqa (Palestin) ada sebuah sumber air panas. Siapa yang datang ke sana dan mandi dengan air panas dari sumber tersebut, ia akan sembuh dari segala penyakit. Lalu Amar bin Lahyin datanglah ke negeri itu, kemudian mandi di sumber air panas tersebut. Kebetulan sekali dia menjadi sembuh. Didapatinya di negeri itu orang menyembah berhala-berhala. Ia bertanya kepada orang banyak: Apakah ini ? Kata mereka: Ini adalah berhala. Dengan berhala ini kami minta hujan, lalu turunlah hujan. Dengan berhala ini kami minta menang perang, lalu kami menang. Amar bin Lahyin tertarik sekali hatinya terhadap berhala berhala itu. Amar bin Lahyin lalu meminta salah sebuah dari berhala berhala itu untuk dibawanya ke negeri Arab untuk mereka sembah pula. Ia diberi sebuah berhala yang bernama Hubal. Berhala itu dibawanya ke Mekah, dan ditempatkan di Kaabah. Orang banyak diperintahkannya untuk menyembah berhala itu. Dengan demikian orang orang Arab menjadi musyrik. Kemudian itu didatangkan pula berhala berhala yang lain dari lain- lain negeri. Akhirnya Kabah penuh dengan berhala berhala yang ratusan jumlahnya. Di antaranya yang terpenting apa yang dinamakan Allata, Almanat, Yaghuth, Nasr dan lain lain. Akhirnya seluruh Tanah Arab penuh dengan berhala berhala dan manusia yang menyembah berhala berhala itu. Untuk mengembalikan bangsa Arab dari kesatuan menyembah berhala dan berbagai-bagai kepercayaan palsu itu, akhirnya diutus Allahlah Nabi Muhammad s.a.w. keturunan Ismail dan Ibrahim. Bukan hanya untuk bangsa Arab, tetapi untuk seluruh ummat manusia, sebagai Nabi Penutup. Demikianlah Allah mengabulkan akan doa Nabi Ibrahim dan Ismail. Sehingga Rumah Allah dibersihkan kembali dari berhala-berhala, manusia kembali menyembah Allah. Tuhan Yang Maha Esa. Tempat itu tetap ramai dikunjungi manusia dari seluruh pelusuk dunia. Agama dan ajaran Nabi Ibrahim dan Ismail ditegakkan kembali sesudah dirobohkan oleh manusia manusia musyrik dalam waktu berabad abad lamanya sebelum terutusnya Nabi Muhammad s.a.w. Nabi Muhammad s.a.w. dan semua pengikut beliau iaitu seluruh kita kaum Muslimin di mana saja kita berada, adalah penegak penegak dari ajaran atau agama yang diajarkan oleh Nabi Ibrahim. Begitu juga seluruh Nabi nabi dan Rasul rasul yang diutus Allah sesudah Nabi Ibrahim dan Ismail. Firman Allah dalam al- Quran akhir surah al-Haj: Berjuanglah kamu di jalan Allah dengan sebenar- benarnya kesungguhan (jiwa dan raga dan harta), Ia (Allah) sudah memilih kamu, dan tidaklah Ia menjadikan satu hal yang amat berat atas kamu dalam agama ini, iaitu agama yang diajarkan oleh bapak kamu Ibrahim. Ialah yang menamakan kamu Muslimin sebelum ini dan juga di dalam ini (al-Quran), agar Rasul itu menjadi penyampai (khabar) kepada kamu, maka dirikanlah sembahyang, keluarkanlah zakat, dan berpeganglah dengan (agama) Allah. Ia Tuhan kamu, sebaik baik Tuhan dan sebaik baik Penolong.


Halaman: 1 2 3 4 (Menu)
SHARE KE:
Twitter Google+

Sekitar 139 hari lagi kita akan memperingati; Hari Raya Idul Adha - 1435 H ^_^

ATAU TEMUKAN ARIF DI:
Facebook Twitter Google+
© 2011-06-19 / 2024-05-19 / 1 / 1 / 3065
www.arifmtp.wapsite.me
Didukung: xtgem.com / syntax / template / graham