Arifin Martapura

Arifin Martapura

Penting ! file-file di sini sangat sensitif, jadi bersabarlah untuk mendownload file-file di sini.
Keputusan untuk membakar Nabi Ibrahim sudah tetap, dengan api yang bergejolak sebesar besarnya, sesuai dengan gejolakan kemarahan yang ada dalam hati mereka semuanya, dengan longgokan kayu api yang setinggi bukit. Untuk ini semua, masing masing rakyat, kecil besar, lelaki dan perempuan dalam waktu beberapa hari lamanya mengumpulkan kau api sebanyak mungkin. Yang paling banyak membawa kayu, paling besar pahalanya menurut ajaran agama mereka yang sesat itu, makin dicintai mereka itu oleh tuhan tuhan mereka yang terdiri dari batu batu berhala itu. Kayu telah dilonggokkan dengan sebanyak- banyaknya, setinggi bukit. Sedang di tengah-tengah kau api yang setinggi bukit itulah Nabi Ibrahim dipaksa berdiri untuk dibakar menjadi abu. Nabi Ibrahim digiring ke tengah-tengah onggokan kayu yang sudah mulai bernyala-nyala dimakan api. Tidak gentar sedikit jua, dan tidak pula ada sesalan. Imannya tetap, keyakinan penuh. Karena menjalankan perintah Allah dia akan dibakar, dan hanya Allah pulalah yang dapat menyelamatkan dirinya dari seksa manusia yang bagaimana juga hebatnya. Kepercayaan Ibrahim atas perlindungan dan pertolongan Allah kukuh dan kuat sekali. Api mulai berkobar kobar, menyala nyala dengan warnanya yang merah, dengan bunyi Berderak derik, dengan asap yang bergumpal gumpal ke udara. Seakan akan bumi yang luas ini turut terbakar ketika itu. Demikianlah api yang bergejolak itu. Nabi Ibrahim sekarang ini berada di tengah tengah api diselubungi oleh asap yang bergumpal gumpal. Bagaimanakah jadinya dengan Nabi Ibrahim? Semua kayu sudah menjadi bara yang merah, akhirnya beransur-ansur menjadi abu, sehingga habis sama sekali. Alangkah terkejutnya si orang banyak, setelah api padam seluruhnya setelah berkobar dalam waktu berpuluh puluh jam lamanya. Nabi Ibrahim keluar dari tumpukan abu dengan selamat, jangankan akan luka dan terbakar, satu cacat pun tidak ada pada badan Nabi Ibrahim. Api itu pun tunduk kepada perintah Tuhannya untuk menjadi dingin, dan malah menyegarkan akan perasaan Nabi Ibrahim, dicium sayang oleh api yang taat kepada Tuhannya itu. Melihat keadaan itu, orang banyak sama berpaling menghindarkan muka satu sama lain, malu berpandangan wajah. Masing masing mahu menyembunyikan mukanya masing masing, lebih lebih terhadap pandangan mata Nabi Ibrahim sendiri. Dengan kejadian itu, berlakulah satu kejadian besar yang di lihat sendiri oleh mata si orang banyak yang engkar, satu mukjizat kebenaran Ibrahim, satu ayat tanda kebesaran Allah. Dengan kejadian itu, yang sebenarnya orang banyak sudah mahu tunduk kepada Ibrahim dan kebenarannya. Tetapi pengaruh Raja dan pemimpin mereka, pengaruh sentimen dan malu muka terhadap Ibrahim, umumnya mereka itu tetap membangkang atas ajakan yang benar itu, hanya sedikit saja yang turut menurutkan arus kebenaran yang menderas itu. Banyak pula yang terus engkar karena mempertahankan penghidupan dan pangkat duniawi, ada pula yang takut mati dan seksaan manusia yang memaksa mereka.Melihat kejadian hebat yang luar biasa itu, Raja Namrud yang menganggap dirinya maha kuasa itu mulai takut dan khuatir. Tetapi karena kekuasaan ada pada tangannya, ketakutan dan kekhuatiran itu disalurkannya, dirubah menjadi kemarahan besar terhadap Ibrahim. Nabi Ibrahim dipanggil, dihadapkan ke hadapannya dan berkata dengan menuduh: Engkau telah menyebarkan fitnah yang jahat sekali. Apakah Tuhan yang engkau ajarkan itu? Apakah ada lagi Tuhan selain saya sendiri? Sayalah yang menjadi tuhan harus disembah. Sayalah yang mengatur dan dapat merusak segala-gala yang ada ini. Siapakah yang lebih tinggi kuasanya dari saya? Hukum yang saya tetapkan mesti berlaku, putusan yang saya tetapkan harus jalan. Semua orang tunduk kepadaku. Kenapa kamu keluar dari anutan yang diturut oleh si orang banyak. Apa berani engkau menentang saya? Ibrahim menjawab dengan sikap yang tetap dan tegas, dengan kata yang teratur, menyatakan: Allahlah Tuhan yang disembah, yang lebih kuasa dari orang yang pernah berkuasa, menghidup dan mematikan, pencipta langit dan matahari. Tetapi engkau, ya Namrud, mendapat kekuasaan dengan jalan yang tidak halal, engkau berkata dengan alasan alasan yang palsu. Saya dapat hidup ini adalah kerana perlindungan dari Tuhan itu. Tangkisan Ibrahim itu dijawab oleh Namrud dengan suara keras: Akulah yang menghidupkan dan mematikan. Namrud lalu memerintahkan pengawalnya untuk mendatangkan dua orang budaknya. Setelah kedua orang budak itu datang, Namrud lalu berkata kepada Nabi Ibrahim: Akan engkau lihat sendiri, seorang dari kedua budak ini akan saya matikan dan seorang lagi akan saya hidupkan. Sambil berkata demikian, Namrud mencabut pedang dari sarungnya. Tanpa rasa kasihan sedikitpun, salah seorang di antara kedua budak tadi dipotong lehernya dengan pedang sehingga mati. Dan yang seorang lagi dibiarkannya hidup. Lalu dia berkata kepada Ibrahim: Saya menghidupkan dan saya mematikan. Nabi Ibrahim lalu menjawab: Tuhanku menjalankan matahari itu dari Timur ke Barat. Cuba kamu jalankan matahari itu dari Barat ke Timur, sekiranya kamu benar berkuasa. Mendengar tentangan Nabi Ibrahim ini, Raja Namrud tinggal bersungut tak dapat menjawab apa-apa. Sejak hari itu, dendam Namrud terhadap Ibrahim menjadi berterang terangan, sehingga Ibrahim dinyatakan sebagai musuh satu satunya yang tak boleh diabaikan. Dia takut kalau kalau Ibrahim mendapat pengikut yang banyak sehingga dapat mengalahkan dia di akhir kelaknya. Semua itu telah diketahui oleh Ibrahim, yang dia akan dinyahkan oleh Raja Namrud dengan cara pengecut. Tidak ada lain jalan bagi Nabi Ibrahim, selain meninggalkan tanah airnya itu dengan diam diam, pergi, terus pergi ke sana, mengembara ke tempat yang tidak tentu dan belum pernah dikenalnya. Ditinggalkannya bangsa dan tanah airnya yang celaka itu, dengan seksa Tuhan yang turun silih berganti tidak henti hentinya. Akhirnya sampailah Nabi Ibrahim di Palestin. Mulai saat itu bermulalah tarikh dan sejarah Palestin, sejarah manusia seluruhnya dalam perjuangan menegakkan kebenaran dan kepalsuan, sambung menyambung sampai saat sekarang ini.


Halaman: 1 2 3 4 5 6 (Menu)
SHARE KE:
Twitter Google+

Sekitar 139 hari lagi kita akan memperingati; Hari Raya Idul Adha - 1435 H ^_^

ATAU TEMUKAN ARIF DI:
Facebook Twitter Google+
© 2011-06-19 / 2024-05-18 / 1 / 1 / 3399
www.arifmtp.wapsite.me
Didukung: xtgem.com / syntax / template / graham

XtGem Forum catalog