Old school Easter eggs.
Arifin Martapura

Arifin Martapura

Penting ! file-file di sini sangat sensitif, jadi bersabarlah untuk mendownload file-file di sini.

Kisah Nabi Isa - Halaman 3

April - September 2011
Pada suatu ketika Zakaria sebagai biasa masuk mihrabnya dan menemui Mariam dikamarnya. Tiba tiba dia melihat makanan terletak di pintu masuk ke kamar Mariam. Alangkah terkejutnya melihat makanan itu disitu, siapakah gerangan yang telah membawa makanan itu ke dalam kamar Mariam dengan tiada seizin dan setahu Zakaria sendiri? Zakaria amat gelisah memikirkan kejadian ajaib itu, tetapi untuk sementara dibiarkannya saja. Tetapi dia berjaga jaga, kalau ada orang masuk dengan cara sembunyi sembunyi. Pada hari esoknya dia masuk pula ke kamar Mariam dan didapatinya pula di tempat itu makanan yang baru lagi, lain dari makanan yang sebelumnya. Penjagaan makin diperkuatnya. Lusanya kembali dia melihat makanan yang baru lagi, sudah tersedia pula dengan baiknya di kamar Mariam. Kecurigaan Zakaria terhadap manusia lainnya mulai berkurangan, tetapi kehairanannya semakin menghebat, sebab dia sudah tahu benar, tidak seorang manusia pun yang datang dan masuk ke situ, sebagai yang dicurigainya semula. Kepala Zakaria penuh dengan fikiran dan keajaiban kejadian itu, tentang rahsia yang dihadapinya. Dia masuk mendapatkan Mariam dan bertanya: Hai Mariam, dan manakah datangnya makanan itu, sedang pintu tetap tertutup dan tidak seorang juga yang dapat masuk ke mari membawa makanan? Mariam menjawab dengan tenang: Makanan itu adalah dari Allah. Allah memberi rezeki kepada siapa yang dikehendakiNya dengan tidak berhisab. Mendengar jawapan Mariam yang tegas dan tenang itu, barulah Zakaria insaf, bahawa Allah sudah menentukan Mariam yang dia jagai itu menjadi seorang hambaNya yang luarbiasa, mempunyai kedudukan dan martabat penting di sisi Allah yang belum pernah dicapai dan diduduki oleh perempuan lain di atas dunia ini. Kasih dan sayang Zakaria terhadap Mariam berubah menjadi penghormatan dan pengkhidmatan yang semakin lama semakin bertambah dan mendalam jua, sehingga penjagaan dan pemeliharaannya semakin teliti dan hati hati lagi dan yang sudah sudah. Cita cita baru mulai bersemi dengan kukuh sekali di hati Zakaria. Zakaria yang sudah tua dan tidak bertenaga lagi itu, kini semakin ingin untuk beroleh seorang anak dari darah dagingnya sendiri. Bukan hanya semata mata ingin beranak, tetapi cita cita yang jauh lebih agung dan luhur, ialah agar anak yang dicintakan itu dapat meneruskan perjuangan suci menghadapi suasana baru yang akan ditimbulkan oleh Mariam, kerana dia sendiri sekarang sudah tua dan sudah dekat kepada akhir hayatnya. Nabi Zakaria lalu mendoa kepada Allah tentang cita citanya. Allah mengabulkan doa Nabi Zakaria. Isterinya yang sudah tua itupun mulai mengandung. Tidak lama kemudian lahirlah seorang putera, yang diberi nama Yahya (Nabi Yahya). Adapun Mariam tetap tinggal di tempatnya, semakin besar dan besar juga, dengan hati yang penuh taqwa, dengan ibadat yang tulus ikhlas. Namanya mulai terkenal kepada setiap orang sebagai seorang puteri yang suci murni, yang terjauh dari segala dosa dan noda. Dia menjadi buah bibir, menjadi contoh dan kata kata julukan segenap ummat yang hidup di masanya itu.


Halaman: [ 1 ] [ 2 ] [ 3 ] [ 4 ] [ 5 ] [ 6 ] [ 7 ] [Menu]
SHARE KE:
Twitter Google+

Sekitar 139 hari lagi kita akan memperingati; Hari Raya Idul Adha - 1435 H ^_^

ATAU TEMUKAN ARIF DI:
Facebook Twitter Google+
© 2011-06-19 / 2024-05-19 / 1 / 1 / 3498
www.arifmtp.wapsite.me
Didukung: xtgem.com / syntax / template / graham