XtGem Forum catalog
Arifin Martapura

Arifin Martapura

Penting ! file-file di sini sangat sensitif, jadi bersabarlah untuk mendownload file-file di sini.
Hari sudah pagi, matahari telah mengembangkan sayapnya menyelubungi seluruh alam. Yusuf terbangun dari tidurnya sejak subuh tadi dengan muka yang berseri seri, kerana kini selain udara pagi yang enak dan nyaman, cahaya matahari kini berkemilauan dan pula kerana dalam tidurnya semalam dia bermimpi menarik sekali. Dengan tersenyum manis dia lalu pergi mendapatkan bapanya Nabi Yaakub bertanyakan kalau kalau ada khabar baik dari mimpinya itu: Ya bapaku, saya sudah bermimpi malam tadi, sebuah mimpi yang sangat baik, kerananya saya sangat berbesar hati, senang perasaan. Dalam mimpi itu saya melihat sebelas bintang, matahari dan bulan kesemuanya sujud kepada saya. Cubalah bapa terangkan kepada saya akan takwil mimpi itu, karena saya tidak tahu akan takwilnya. Mendengar mimpi anaknya yang sebaik itu, Nabi Yaakub tersenyum gembira lalu berkata: Hai, anakku! Mimpimu itu adalah mimpi yang benar, menjadi kenyataan sekarang apa yang aku sangka sangkakan selama ini terhadap dirimu, dan segala sesuatu yang aku harap harapkan atasmu. Itulah dia khabar gembira dari Allah yang akan mengistimewakan engkau dalam pengetahuan, akan memberi engkau nikmatNya yang banyak. sebagaimana juga nenek nenekmu Nabi Ibrahim dan Nabi Ishak sendiri dahulu sebelum kamu ini. Aku menasihatkan kepadamu, agar engkau jangan sekali kali menceritakan mimpimu itu kepada saudara saudaramu, sebab aku tahu bahawa saudara saudaramu itu telah menaruh hati yang buruk terhadap dirimu dan saudaramu, Bunyamin, lantaran aku mengistimewakan engkau berdua dalam asuhanku. Aku sudah mendengar sendiri pada hari ini bahawasanya saudara saudaramu itu telah membicarakan hal kamu berdua dengan pembicaraan yang sungguh tidak enak didengar. Kalau engkau ceritakan pula mimpimu kepada mereka, pastilah akan bertambah kedengkian mereka itu, mungkin kebencian mereka akan bertambah tambah kepadamu berdua, mungkin pula mereka akan memperdayakan engkau dengan berbagai bagai jalan dan akal, maklumlah mereka itu sudah dipengaruhi oleh syaitan, sedang syaitan itu adalah musuh yang sebesar besarnya bagi manusia. Yusuf adalah anak yang luar biasa di antara anak anak Nabi Yaakub yang banyak itu, kerana bagus dan elok rupanya, baik perangainya, dalam pemikirannya dan luas pengetahuannya. Ibunya (Rahil) meninggal dunia ketika dia dan adiknya Bunyamin masih kecil, masih berumur dua belas tahun saja. Karena kematian ibunya inilah, maka bapanya Nabi Yaakub sangat cinta terhadap kedua anaknya ini, iaitu Yusuf dan Bunyamin. Itulah yang menyebabkan saudara saudaranya yang lain dengki dan irihati terhadap kedua saudara yang tidak beribu ini. Apalagi setelah Yaakub mendengar dan mengetahui akan mimpi Yusuf itu, semakin bertambahlah sayangnya terhadap Yusuf dan semakin bertambah pula pengawasannya untuk keselamatan Yusuf bersama adiknya. Hal ini menyebabkan bertambah kebencian saudara saudaranya terhadap Yusuf sendiri berserta adiknya itu. Walau bagaimana juga, kebencian dan kedengkian itu tidak dapat ditutup dan disembunyikan sama sekali. Begitu juga rasa cinta terhadap seseorang, sebagaimana rasa sayang Yaakub terhadap Yusuf dan adiknya pun tidak dapat ditutup dan disembunyikan; pasti ketahuan dan kelihatan jua. Begitulah, saudara saudara Yusuf itu semuanya sudah mengetahui betul akan sikap bapa mereka terhadap Yusuf dan adiknya. Yusuf dan Nabi Yaakub sendiri mengetahui benar akan perasaan saudara saudara Yusuf terhadapnya. Pada suatu hari, mereka yang dengki dan benci kepada Yusuf itu lalu berkumpul dan bermesyuarat. Sama sama mengemukakan perasaan masing masing atas peri laku bapanya yang dianggapkan tidak adil itu. Salah seorang di antara mereka berkata: Sudah sama sama kita lihat sendiri, bahawa Yusuf dan adiknya lebih disayangi oleh bapa kita berbanding dengan kita semua. Saya tidak mengerti, apakah yang telah menyebabkan bapa kita berperangai demikian, bukankah kita sekalian ini yang besar dan tua dari Yusuf dan adiknya, kitalah yang lebih kuat, bukankah kita sudah banyak berjasa menjaga dan memelihara Yusuf sendiri, tetapi kenapa dia yang lebih disayangi? Apakah karena Yusuf lebih mulia daripada kita? Dan tidak ada keterangan yang dapat saya percayai yang menyatakan bahawa Yusuf lebih mulia. Apakah kerana Rahil, ibunya lebih dekat di hati bapa daripada ibu ibu kita sendiri? Kalau begitu apa kesalahan si anak sekali pun berlainan kecintaan terhadap ibu ibu kita? Kalau begitu bapa kita sungguh sungguh keliru sekali. Berkata pula seorang yang lain: Kelebihan bapa terhadap Yusuf sudah terang, sebagai terangnya matahari di tengahari. Kesayangan itu timbulnya dalam hati dan sangat berkuasa. Kesayangan itu tidak dapat dihilangkan hanya dengan kata kata dan bujukan, tidak dapat dengan kepintaran akal sebab cinta itu berdiri atas akal itu sendiri. Selama Yusuf masih berada dalam lingkungan keluarga kita, selama itulah cinta bapa kepadanya akan terus berlangsung, sebaliknya kita akan di ketepikan. Tidak ada jalan lain yang dapat melaksanakan niat kita, kecuali menghapuskan Yusuf dari pergaulan kita, dengan membunuhnya dan menghilangkan semua bukti bukti atas pembunuhan itu, atau kita bawa dia ke tempat yang jauh, kita berikan kepada binatang buas atau kita kuburkan hidup hidup di gurun pasir yang panas itu. Lama kelamaan sayang bapak terhadap kita akan timbul dengan sendirinya, kerana Yusuf yang dicintainya sudah tidak ada lagi. Kemudian kita mohon ampun kepada Tuhan atas semua dosa yang kita perbuat itu. Sesudah itu kita tidak akan berbuat jahat lagi. Lalu tampil pula ke muka berbicara Yahuza, iaitu seorang yang paling baik hatinya di antara kesemua adik beradik itu, paling dalam pemikirannya dan tajam pula otaknya: Kita sekalian adalah anak Nabi Yaakub, keturunan dari Nabi Ibrahim yang mulia. Kita mempunyai akal dan agama. Pembunuhan tidak dibenarkan oleh akal dan dilarang keras oleh agama. Sedang Yusuf tidak bersalah sedikitpun, tidak pernah berdosa, juga tidak pernah berbuat tidak baik terhadap kita. Bila kamu sekalian ingin menjauhkan Yusuf dari kita, bawa sajalah dia ke telaga Jub, yang letaknya jauh dari sini, tempat orang yang singgah mengambil air. Taruhlah Yusuf dalam telaga itu, lalu ditinggalkan di sana, agar dia diambil orang orang yang lalu lintas di sana sebagai anak angkatnya. Biar dibawa orang itu ke mana mereka pergi, sehingga Yusuf tidak dapat kembali ke tengah tengah kita buat selama lamanya. Dengan jalan begini, kita terhindar dari dosa pembunuhan. Pandangan Yahuza ini masuk akal mereka itu semua, mereka lalu sepakat akan menjalankannya selekas mungkin. Pagi pagi benar keesokan harinya, mereka pergi bersama sama mengunjungi bapanya, lalu berkata: Ya, bapa kami! Percayalah bapa kepada kami tentang Yusuf. Dia adalah saudara kami sendiri, anak bapa semuanya. Kami cinta kepadanya sebagaimana sayang bapa sendiri terhadapnya. Biarkanlah dia besok pagi pergi bersama sama kami ke bukit itu, di mana udara agak sejuk dan pemandangannya indah, dengan langit yang bersih tak berawan, matahari yang bersinar. Kami ingin bermain main dengan dia, bersama sama memanjat memetik buah, menggembala kambing. Kalau bapa izinkan, kami sekalian akan bertanggungjawab atas keselamatannya, kekuatan dan keberanian kami akan menjaganya, jiwa kami sekalian menjadi pertaruhannya. Mendengar perkataan itu, Nabi Yaakub menjawab: Aku khuatir akan terjadi sesuatu akibat yang kurang baik, yang tak diinginkan. Aku tak berkeberatan Yusuf terjauh dari aku, yang aku khuatirkan takut kalau kalau kamu pergi dengan dia kamu terlalai, lalu dia ditangkap serigala dan dimakannya; kamu kembali tanpa Yusuf, tentu aku berhati sedih. Mereka menjawab pula: Apakah dia akan ditangkap serigala, sedang kami semua menjaganya? Tidak seorang pun di antara kami ini penakut dan berbadan lemah. Bila terjadi apa yang bapa khuatirkan itu, kami sekalian turut kehilangan saudara kami sendiri. Sekalipun tetap khuatir, tetapi Yaakub tidak dapat menjawab pembelaan mereka, selain hanya berkata: Kalau begitu jagalah Yusuf baik baik jangan dilalaikan sedikitpun dari penglihatan dan apa yang kamu kerjakan Allahlah yang mengetahuinya. Keesokan harinya, mereka bawalah Yusuf bersama sama ke tempat yang jauh sejauh jauhnya, menuju ke telaga yang sudah ditentukan mereka. Sebelum sampai ke telaga, niat mereka yang buruk itu tidak dapat mereka dibendung lagi, kerana desakan hati yang jahat, kedengkian yang memuncak. Setelah sampai di telaga, Yusuf ditelanjanginya dan mereka masukkan ke dalamnya. Mereka lalu kembali pulang sambil membawa bajunya, Yusuf ditinggalkan sendirian di dalam telaga yang dalam, menunggu nasib takdir Ilahi atas dirinya. Dengan jalan begitu menurut sangka mereka, mereka telah dapat mengubati sakit hatinya selama ini; mereka mengira bahawa lama kelamaan bapa mereka akan melupakan Yusuf dan tidak akan mengingatinya lagi, mereka lupa akan kekuasaan Allah. Mereka lupa bahawa Allah selalu dapat melepaskan hambaNya yang tak bersalah, melindungi orang yang Ia kehendaki.


Halaman: 1 2 3 4 5 6 (Menu)
SHARE KE:
Twitter Google+

Sekitar 152 hari lagi kita akan memperingati; Hari Raya Idul Adha - 1435 H ^_^

ATAU TEMUKAN ARIF DI:
Facebook Twitter Google+
© 2011-06-19 / 2024-05-05 / 1 / 1 / 3600
www.arifmtp.wapsite.me
Didukung: xtgem.com / syntax / template / graham