Yusuf masuk penjara
bukanlah karena mencuri
atau membunuh, tetapi
kerana desakan dari isteri
pembesar yang
memelihara dirinya dan
kerana doanya sendiri
kepada Allah, kerana tidak
tahan dia di tengah tengah
masyarakat yang selalu
menggoda kepadanya.
Sungguhpun begitu
dalam penjara dia
setempat saja dengan
orang orang penjara
lainnya, yang umumnya
terdiri dari kaum
perompak dan
pembunuh, penjahat-
penjahat besar yang kasar
dan tak berbudi.
Disebabkan pergaulan
dengan mereka itu, makin
kuatlah imannya, makin
tabah hati dan jiwanya,
makin banyak rahsia
masyarakat dapat
diketahuinya, makin besar
keagungan Ilahi dapat
dirasakannya.
Selama tinggal di dalam
penjara itu, waktunya
selalu dipergunakan untuk
merawat orang-orang
yang sakit lemah,
memberi nasihat kepada
yang bersalah dan
berdosa, mengajarkan
berbagai bagai ilmu dan
hikmat yang suci kepada
penjahat penjahat itu, lalu
pada suatu hari datanglah
kepadanya wahyu yang
pertama, menyatakan dia
diangkat Tuhan menjadi
Nabi dan RasulNya.
Seterima wahyu yang
pertama itu segera Nabi
Yusuf menjalankan tugas
kerasulannya di dalam
masyarakat penjara itu
dengan menyeru mereka
kepada menyembah
Allah, menjauhkan
kesyirikan dan kejahatan.
Dinyatakannya kepada
mereka, bahwa dia adalah
Nabi dan Rasul Allah yang
diberi perintah untuk
membawa mereka ke
jalan yang benar. Tiba tiba
masuklah pula ke dalam
penjara itu dua orang
pemuda. Yang pertama
bekas tukang kebun raja,
sedang yang kedua
bendahara raja. Setelah
lama hidup dalam
masyarakat penjara dan
merasakan sengsara dan
kesusahannya, tiba tiba
pada suatu malam kedua
pemuda itu bermimpi
semacam mimpi yang
aneh dan ajaib, sehingga
kedua pemuda tadi selalu
gelisah sebelum dapat
mengetahui akan takwil
mimpi mereka masing
masing.
Tidak lain yang mereka
harapkan untuk
mentakwilkannya, selain
dari Nabi Yusuf, kerana
hanya Yusuf yang paling
mereka percayai, pula
sudah mereka ketahui,
bahwa Yusuf adalah Nabi
dan Rasul Allah. Dengan
kenabian dan
kerasulannya itu, tentu dia
mengetahui banyak rahsia
yang ajaib ajaib, begitu
pun berkenaan dengan
takwil mimpi. Pagi pagi
benar pemuda itu telah
datang menghadap Yusuf.
Mula mula berkata tukang
kebun raja menceritakan
mimpinya:
Saya bermimpi bahawa
saya sedang berada
dalam sebuah kebun
kurma yang sangat lebat
buahnya, menghijau
warnanya dan seakan
akan di tangan saya ini
ada sebuah gelas
kepunyaan raja; dengan
gelas itulah saya memeras
buah buah kurma untuk
dijadikan air anggur.
Berkata pula orang yang
kedua, iaitu bendahara
raja: Saya bermimpi
bahwa saya membawa
sebuah keranjang di atas
kepala saya yang penuh
dengan bermacam
macam roti dan makanan.
Tiba tiba terbang
melayang di atas kepala
saya burung burung
helang, lalu menyambar
akan semua roti dan
makanan itu, dibawanya
terbang ke tempat yang
sangat jauh. Sebelum
menerangkan akan takwil
mimpinya kedua pemuda
itu, Yusuf mengambil
kesempatan dahulu untuk
menjalankan dakwahnya
terhadap orang banyak
dengan berkata: Saya ini
adalah Nabi dan Rasul
Allah. Saya akan
kemukakan takwil mimpi
kedua pemuda ini dengan
apa yang diwahyukan
Allah kepada saya, wahyu
yang sudah barang tentu
akan kebenarannya.
Bukan seperti tukang
tukang tenung dan nujum
yang hanya
mempergunakan
pertolongan setan yang
menjadi musuh Allah, dan
belum tentu ke-benaran
terkaan akan tenungannya
itu.
Sekarang akan saya
terangkan takwil mimpi
kedua pemuda ini
menurut apa yang
diwahyukan Allah kepada
saya, yang boleh kamu
jadikan bukti atas
kebenaran apa yang saya
katakan dan ajarkan
kepadamu.
Takwil mimpi pemuda
pertama, ialah bahawa dia
segera akan keluar dari
penjara ini dan kembali
bekerja sebagai sebelum
masuk penjara yaitu
menjadi tukang kebun
raja. Adapun takwil
pemuda yang kedua, ialah
bahawa dia akan dihukum
salib, bangkainya akan
dimakan oleh burung
burung.
Kemudian kepada
pemuda yang akan keluar
dari penjara itu, Nabi
Yusuf berpesan, agar
disampaikannya kepada
raja, bahawa di dalam
penjara ini banyak orang
yang tak bersalah yang
dihukum, hanya dengan
tuduhan tuduhan yang
tidak benar belaka, agar
hal ini mendapat perhatian
raja sepenuhnya.
Kebenaran takwil mimpi
yang diterangkan Nabi
Yusuf ini ternyata
kemudian dan Nabi Yusuf
bertahun tahun lamanya
masih tetap meringkuk
dalam penjara itu.Raja sendiri akhirnya
bermimpi yang sangat
aneh pada suatu malam,
sehingga raja sendiri
gelisah pula, takwil apakah
gerangan dari mimpinya
yang aneh itu. Lalu
dipanggilnya semua
orang cerdik pandai,
tukang telek dan
pembesar pembesar
kerajaan. Ditanyakannya
kepada mereka itu kalau
ada yang tahu akan
takwilnya dengan berkata:
Aku bermimpi melihat
tujuh ekor sapi yang
gemuk dimakan oleh
tujuh ekor sapi yang
kurus. Saya lihat pula
tujuh tangkai gandum
yang subur dan tujuh
tangkai pula yang kurus
kering.
Tidak seorang juga di
antara mereka itu yang
dapat mentakwilkan
mimpi raja. Mereka
mengatakan bahwa itu
adalah mimpi perintang
tidur saja dan ada pula
yang mengatakan
pengaruh angan angan
sebelum tertidur saja.
Masing masing mereka
tidak mengetahui akan
takwil mimpi itu.
Sungguhpun begitu, raja
belum juga senang
hatinya, tetapi gelisah.
Apalagi setelah dikajinya
dan diselidiki dalam
sejarah hidupnya sendiri,
belum pernah dia
bermimpi seperti mimpi
itu, tidak pernah pula dia
mendengar orang lain
bermimpi demikian.
Keinginannya untuk
mengetahui takwil mimpi
itu bukan berkurang.
Setelah tukang kebun raja
mendengar kabar ini, dia
segera teringat akan Yusuf
yang sedang merengkuk
dalam penjara yang
pernah mentakwilkan
mimpinya sendiri dengan
tepat. Dia dengan cepat
datang menghadap raja
dan berkata: Ya Tuanku, di
dalam penjara ada
seorang pemuda yang
mulia, mempunyai fikiran
yang dalam,
pemandangan yang luas,
dapat membukakan
keajaiban keajaiban alam
dengan akalnya, dapat
mentakwilkan mimpi
dengan tepat. Tuanku
utuslah saya ke sana pasti
saya kembali dengan
membawa takwil mimpi
Tuanku itu dengan yakin
kebenarannya.
Raja gembira mendengar
pendapat tukang
kebunnya itu. Dia lalu
mengutus tukang
kebunnya itu menemui
Yusuf di dalam penjara.
Sesampainya di penjara
utusan itu berkata: Ya
Yusuf, saudaraku yang
mulia, saya datang
mengganggu akan
ketenanganmu. Saya
minta fatwa tentang
mimpi melihat tujuh ekor
sapi yang gemuk dimakan
oleh tujuh ekor sapi yang
kurus, lantas melihat tujuh
tangkai gandum yang
rimbun dan tujuh tangkai
pula yang hampa serta
kering. Mudah mudahan
dengan takwil yang akan
engkau berikan itu
dapatlah engkau diketahui
oleh umum kaumku dan
berterimakasih kepada
engkau atas segala
kelebihan dan kebaikan
engkau itu.
Yusuf menjawab dan
menerangkan, bahwa
takwil mimpi itu adalah
bahawa negara kita
menghadapi masa tujuh
tahun yang penuh dengan
segala kemakmuran dan
keamanan, berkembang
biaknya segala ternak,
tumbuh suburnya semua
tanaman, semua orang
akan merasa senang dan
bahagia. Tetapi sehabis
tujuh tahun itu, akan
menyusul pula tujuh
tahun masa yang penuh
dengan kesengsaraan dan
kesusahan hidup, ternak
tidak berkembang biak,
tanaman tidak berbuah,
udara panas dan kering,
air kurang dan manusia
menderita kelaparan
hebat.
Tetapi sesudah habis
kedua masa itu, akan
datang pula masa
selanjutnya yang makmur
dan tenteram, masa
suburnya tumbuh
tumbuhan dan ternak,
masa memperbaiki segala
kerusakan negeri. Di masa
itu setiap rakyat akan
dapat merasakan lazatnya
berbagai-bagai buah-
buahan. Itulah takwil
mimpi tersebut menurut
apa yang diwahyukan
Tuhan kepada saya. Oleh
karena itu, bila apa yang
saya nyatakan ini terbukti
nanti, maka hendaklah di
masa tujuh tahun yang
makmur dan damai itu,
dipergunakan sebaik
baiknya untuk
menyimpan segala
gandum yang masih
bertangkai, untuk
dipergunakan bagi
mengurangi kesengsaraan
dan kelaparan ummat
pada tujuh tahun
berikutnya. Keperluan
makan selama tujuh
tahun pertama, baiknya
hanya dipakai sekadar
perlu saja.
Setelah raja diberitahu
tentang takwil mimpinya
itu, raja mengakui bahawa
takwil itu memang terbit
dari pemandangan dan
fikiran yang dalam dan
jauh ke muka. Raja
memerintahkan agar
Yusuf dibawa ke
hadapannya, dengan
harapan mudah mudahan
ia mempunyai
pemandangan
pemandangannya yang
lain yang berguna dan
ilmu ilmunya yang perlu
untuk keselamatan
bersama. Utusan raja
kembali mendatangi Yusuf
dan mengkhabarkan akan
keputusan dan panggilan
raja terhadap dirinya: Raja
memanggil engkau, ya
Yusuf, kerana raja
memerlukankan nasihat
nasihatmu dan akan
mengangkat engkau ke
derajat yang tinggi,
demikian kata utusan itu
mengajak Yusuf.
Dengan tenang Yusuf
memenuhi panggilan itu.
Dia keluar dari penjara
gelap, sudah bertahun
tahun lamanya hidup di
situ dengan tidak pernah
melihat wajah bulan
purnama. Sekian lama dia
hanya memakan
makanan penjara yang
kering, kurang garam.
Sekian lama pula hanya
tidur di atas tikar yang
terhampar di atas tanah
yang terdiri dari gurun
pasir. Tetapi sebelum
keluar dia minta lebih
dahulu kepada raja, untuk
memanggil semua
perempuan yang sudah
memotongi tangan
mereka sendiri dengan
pisau, untuk diterangkan
kepada mereka bahawa
dia sendiri tidak bersalah
apa apa dalam hal itu,
hanya merekalah yang
bersalah dan berdosa.
Raja pun segera
memanggil semua
perempuan yang
memotong jarinya itu dan
berkata: Bagaimanakah
pandangan kamu sekalian
terhadap Yusuf, kerana dia
akan saya lepaskan dari
penjara.
Mereka menjawab,
bahawa Yusuf seorang
pemuda yang suci murni,
tidak pernah bersalah dan
berbuat yang tidak baik.
Berkata pula isteri
pembesar yang telah
tergoda dan yang
memelihara Yusuf di
waktu itu: Memang sudah
terlalu lama Yusuf di
dalam penjara tanpa
kesalahan apa apa.
Sayalah yang bersalah
kerana tak dapat menahan
hawa nafsu terhadap
dirinya. Saya tahu bahawa
dia selalu menjaga
kehormatanku dan
kehormatan suamiku,
tetap memegang teguh
ajaran Tuhannya. Sayalah
yang menyebabkan dia
masuk penjara, sayalah
yang menyebabkan dia
menanggung sengsara
demikian rupa. Dengan
pengakuan ini saya akui
bahawa sayalah yang
mengajak dia
menghampiri saya dan
dia segan akan ajakan
saya itu.