Teya Salat
Arifin Martapura

Arifin Martapura

Penting ! file-file di sini sangat sensitif, jadi bersabarlah untuk mendownload file-file di sini.
Di zaman itu sungguh tidak ada satu bangsa di dunia ini yang paling banyak menerima rahmat dan nikmat serta tuntunan dari Allah, selain bangsa Bani Israel itu. Bukan hanya nikmat yang berupakan hasil bumi dan binatang ternakan serta kekayaan alam saja, tetapi pula kekuasaan, kepintaran dan sebagainya. Lebih lebih lagi rahmat Tuhan yang telah melepaskan mereka dari beberapa seksaan atas diri mereka, ketika mereka berada di Mesir, di bawah jajahan Firaun. Mereka dilepaskan dan dimerdekakan Tuhan dari kehinaan dan ketakutan di bawah pimpinan Nabi Musa dan Harun. Mereka disesatkan oleh Samiri, kemudian dibetulkan Allah dan diampuni dosa mereka. Begitu pula sewaktu mereka terkepung oleh tentera Firaun sampai terdesak ke laut, maka dibentangkan Allah jalan raya di atas lautan itu, lalu Allah menghancurkan Firaun serta tenteranya di hadapan mata kepala mereka sendiri, agar mereka dapat hidup aman di atas bumi ini. Kepada mereka diturunkan Tuhan makanan dari langit, yang berupakan Manna dan Salwa, ketika mereka sedang berada ditengah tengah padang pasir di mana tidak ada makanan dan minuman. Kalau tidak demikian, sudah pasti mereka akan mati kelaparan di tengah padang pasir yang panas terik itu. Lebih besar dan hebat lagi rahmat dan nikmat Tuhan kepada Bani Israel, kerana Bangsa Israellah yang diangkat Tuhan menjadi orang orang yang mulia, menjadi Nabi dan Rasul yang besar, untuk memimpin mereka, mengeluarkan dari lembah kebodohan, kesesatan dan kesengsaraan, menjadi bangsa yang maju dan bangsa yang memimpin. Berulang kali nikmat dan rahmat itu silih berganti diturunkan Tuhan kepada mereka, berulang kali pula mereka silih berganti sesat dan menderhaka akan ajaran Allah. Sungguhpun begitu, Allah masih memberikan juga ampunan kepada mereka, berkat doa dari para Nabi dan Rasul mereka. Untuk menyempurnakan rahmat dan nikmat Tuhan terhadap mereka, telah disediakan Allah sebuah negeri yang dinamakan negeri suci, iaitu Syria yang sekarang ini. Di situlah mereka akan hidup aman dan tenteram, serta bahagia, berkuasa dan tidak dikuasai bangsa lain. Maka diperintahkan oleh Tuhan, agar mereka di bawah pimpinan Musa segera memasuki negeri yang sudah disediakan Allah, untuk tempat tinggal mereka. Ini adalah suatu perintah Tuhan yang wajib ditaatinya bersama sama dengan Nabi Musa dan Harun. Perintah ini disampaikan Nabi Musa kepada mereka itu: Masuklah kamu ke tanah suci Syria yang telah diwajibkan oleh Allah atasmu. Janganlah kamu mundur ke belakang, kerana merasa takut untuk melawan musuhmu yang sedang berkuasa di negeri itu. Jika ternyata kamu mundur, sungguh kamu ini adalah orang orang yang rugi. Tetapi kerana mereka mengetahui bahawa di dalam negeri itu berdiam orang orang yang kuat dan berani, maka untuk menghindarkan dirinya dari pertempuran, sebab takut mati, perintah Allah itu mereka tampik, serta mereka menjawab kepada Musa: Hai Musa, sesungguhnya di dalam negeri ini berdiam beberapa orang yang gagah berani, Kami tidak akan berani memasukinya, sebelum mereka yang gagah berani itu keluar dari sana. Jika mereka sudah keluar dari sana, baru kami berani masuk ke dalamnya. Mendengar jawapan dan sanggahan mereka itu, Musa dan Harun yang merasa takut akan ditariknya kembali nikmat dan rahmat yang telah dijanjikan Tuhan itu, berkata kepada kaum yang sudah mulai pandai menyanggah itu: Masukilah olehmu negeri itu dari pintunya. Dengan jalan begitu, bila kamu masuk ke dalamnya, kamu akan dapat mengalahkan mereka. Hendaklah kamu menyerahkan dirimu kepada Allah, sekiranya kamu benar benar orang yang beriman! Mereka menjawab pula: Ya Musa, sekali kali kami tidak akan memasuki negeri itu, sebelum mereka keluar. Sebab itu hendaklah engkau saja yang masuk lebih dahulu ke dalam negeri itu bersama Tuhanmu. Maka berperanglah engkau dan Tuhanmu dengan mereka itu, kami duduk menanti di sini. Rupanya sanggahan mereka itu sudah tidak dapat tawar menawar lagi, walaupun bagaimana juga usaha Nabi Musa dan Harun menganjurkan mereka, agar tunduk terhadap perintah Tuhan untuk memasuki negeri itu. Mereka tetap menolaknya, bahkan menyanggahnya dengan kata kata kekafiran lagi. Akhirnya harapan Musa dan Harun mulai tipis, kerana Musa dan Harun tidak akan menjalankan paksaan terhadap mereka, hanya diserahkan kembali urusan ini kepada Tuhan, sambil berkata: Ya Tuhanku, sesungguhnya saya tidak dapat memaksa mereka, selain dapat memaksa diri saya sendiri bersama diri saudara saya Nabi Harun. Sebab itu ceraikanlah antara kami berdua dengan orang orang yang engkar dan fasik itu. Dengan kejadian ini, maka turunlah firman Allah yang menghukum mereka: Sesungguhnya tanah suci itu diharamkan bagi mereka untuk memasukinya selama empat puluh tahun, sedang mereka akan bergelandangan hidupnya di bumi ini dengan kesesatan. Sebab itu (hai Musa) janganlah engkau berdukacita terhadap orang orang yang fasik itu. Benar saja, dalam empat puluh tahun lamanya, mereka tidak keruan tujuan hidupnya di bumi ini, tidak menentu apa yang harus mereka perbuat, tidak menentu pula makan dan minumnya. Dalam masa empat puluh tahun itu, boleh dikatakan kesemuanya yang menjadi biang keladi keingkaran dan kesesatan ini, begitu pula pembesar pembesar turut musnah semuanya, kini tinggallah anak anak dan keturunan mereka saja. Dari keturunan inilah kemudian ada yang baik dan ada pula yang sesat. Yang baik di antaranya, tetap mengikuti ajaran Nabi mereka dan yang sesat, terus menerus terusir dari sebuah negeri ke negeri lain. Pengusiran ini dialami mereka bukanlah selama empat puluh tahun saja, tetapi sampai dalam abad kedua puluh ini masih juga dialaminya.


Halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (Menu)
SHARE KE:
Twitter Google+

Sekitar 139 hari lagi kita akan memperingati; Hari Raya Idul Adha - 1435 H ^_^

ATAU TEMUKAN ARIF DI:
Facebook Twitter Google+
© 2011-06-19 / 2024-05-19 / 1 / 1 / 2981
www.arifmtp.wapsite.me
Didukung: xtgem.com / syntax / template / graham