Arifin Martapura

Arifin Martapura

Penting ! file-file di sini sangat sensitif, jadi bersabarlah untuk mendownload file-file di sini.
Dengan bersembunyi Musa lalu keluar meninggalkan kota itu, kerana merbahaya buat keselamatan dirinya. Dia menghadapkan mukanya ke hadrat Allah memohon perlindungan dari segala bencana yang diniatkan orang atas dirinya. Lapan hari delapan malam lamanya dia berjalan terus menerus menuju ke Madyan (perbatasan Hijaz dan Syam) dengan seorang diri, tidak ada teman, selain perlindungan Allah semata, tidak ada perbekalan selain takwa kepada Allah. Berjalan tanpa sepatu pula, sehingga pecah kakinya. Dengan di timpa kelaparan hebat, sehingga dia tidak sanggup lagi membunuh nyamuk dengan tangannya karena lemah dan letihnya. Sekalipun begitu, namun perjalanan diteruskan, bukan mencari keuntungan wang dan lainnya, tetapi semata mata untuk menjauhkan diri dari bahaya Firaun dan kaumnya, menghindarkan dirinya dari orang orang yang berniat buruk dan selalu mencari dia. Akhirnya tibalah dia di Madyan. Dilihatnya banyak manusia berkumpul dan berkerumun. Setelah didekatinya, tahulah dia bahawa di sana ada sumur. Mereka adalah orang orang gembala yang sedang berebutan dahulu mendahului untuk mengambil air dari dalam sumur itu, untuk minum mereka atau kambing kambingnya. Agak tersisih dari orang banyak itu, Musa melihat pula dua orang anak perempuan sedang menjaga kambing kambingnya yang sangat kurus, jauh berbeza dengan kambing kambing orang banyak yang gemuk gemuk semuanya itu. Kedua anak perempuan itu terpaksa menyisihkan diri untuk menjaga kehormatan dirinya, tidak mahu berasak asak berebut mengambil air. Dengan sabar dia menunggu orang banyak itu selesai semuanya baru dia mengambil pula air untuk kambing kambingnya. Kadang kadang dia temui sumur itu telah kosong, dari itulah maka kambing kedua perempuan itu kurus kurus, sedang kambing orang banyak itu gemuk gemuk. Dan ini pulalah yang menyebabkan kedua anak perempuan itu selalu terlambat pulang ke rumahnya, kerana menunggu orang banyak selesai lebih dahulu. Melihat keadaan yang demikian, bergolak pulalah dalam jiwa Musa perasaan untuk melindungi orang yang teraniaya. Musa mendekati kedua anak perempuan itu lalu bertanya: Kamu berdua sedang apa di sini? Kedua anak perempuan itupun menerangkan kepada Musa, bahawa dia menunggu selesainya orang banyak, untuk mengambil air pula dari sumur itu. Kami tidak mahu berdesak-desakan dengan lelaki sebanyak itu. Kami terpaksa datang mengambil air ke mari, karena bapak kami sudah tua, tidak mungkin untuk datang sendiri ke mari. Mendengar cerita kedua anak perempuan itu, Musa timbul rasa kasihannya. Dia bangkit berdiri mengambil air dari sumur itu, berasakkan dengan orang banyak, lalu diminumkan kepada kambing kambing kedua anak perempuan itu. Kemudian Musa menuju ke tempat yang agak teduh, ia duduk di situ melepaskan lelahnya. Dirasakannya benar benar penat, letih dan lapar, dia memohon kepada Tuhan untuk dikasihi atas kemiskinan dirinya itu. Kedua anak perempuan itu dengan pertolongan Musa dapat pulang ke rumahnya agak segera dari yang sudah sudah, sehingga bapanya merasa hairan, lalu bertanya apa sebab mereka agak lekas pulang kali ini. Mendengar cerita anak anaknya, timbul dalam hati orang tua itu (menurut ahli sejarah, orang tua ini ialah Nabi Syuaib) ingin berkenalan dengan Musa, sehingga diutuskannya salah seorang dari anak perempuannya itu untuk memanggil Musa datang kepadanya. Setelah sampai anak perempuan itu ke dekat Musa, dengan malu malu ia berkata: Saya diutus bapa untuk memanggilmu agar sudi datang ke rumahku, kerana bapa telah berhutang budi atas kebaikanmu yang telah menolong kami. Musa mengabulkan undangan anak perempuan yang diperintahkan bapanya itu. Keduanya sekarang berjalan beriring iringan menuju rumah anak perempuan itu. Anak perempuan di belakang, sedang Musa di muka, untuk menjaga kehormatan kedua belah pihak. Setiba di rumah, dia disambut oleh Syuaib (bapa perempuan itu) dengan dada yang lapang dan rasa terima kasih atas kebaikan dan pertolongan Musa. Anak muda itu diminta menceritakan hal ehwal dirinya; maka diceritakannya dari awal sampai akhirnya, sehingga tahulah orang tua itu akan sebab dan rahsia perjalanannya yang jauh itu. Orang tua itu mendengarkannya dengan tenang. Tampaklah olehnya sifat sifat baik yang ada pada Musa. Orang tua itu menenangkan jiwa Musa dengan berkata: Jangan khuatir, di sini engkau akan bebas dari pengejaran kaum yang zalim itu.


Halaman: 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 (Menu)
SHARE KE:
Twitter Google+

Sekitar -43 hari lagi kita akan memperingati; Hari Raya Idul Adha - 1435 H ^_^

ATAU TEMUKAN ARIF DI:
Facebook Twitter Google+
© 2011-06-19 / 2025-11-17 / 1 / 1 / 57
www.arifmtp.wapsite.me
Didukung: xtgem.com / syntax / template / graham

Lamborghini Huracán LP 610-4 t